FAITHFULL (Cerbung) ***
AIR menggenangi permukaan jalanan membuat beberapa pejalan kaki kesulitan. Hujan yang turun tanpa henti seolah tak memperdulikan pekikan sekitar. Terlihat banyak sekali orang yang lalu lalang untuk mencari tempat berteduh, baik pejalan kaki maupun pengendara motor. Seketika alam saling sahut menyahut memberikan kejutan di pagi hari ini.
Tapi itu tak membuat gadis berkucir satu yang sedang menatap rintik hujan didepan halte ini takut. Ia bahkan tak pernah goyah atau ciut ketika namanya kerap sekali dipanggil oleh Guru BK. Bukan karena ia selalu membuat onar tapi itu terjadi karena....
Ya sebut saja, karena dia kurang suka bersosialisasi.
Jam sudah menunjukkan pukul tujuh lewat lima menit, yang artinya sepuluh menit lagi bel sekolahnya akan berbunyi. Entah upacara pengibaran bendera dilaksanakan atau tidak, ia tak perduli. Karena saat ini, Nadya hanya fokus melihat rintikan air yang jatuh membasahi tanah. Oh sungguh, cuaca sekarang sangat mendeskripsikan bagaimana perasaannya.
Hari ini adalah genap sebulan ia bersekolah di Jakarta.
"Neng ojek?" tanya salah satu pria yang bertubuh agak gempal dihadapannya.
Gadis itu hanya menggeleng seraya tersenyum, "Maaf pak, terima kasih."
Tak terasa hujan sudah reda. Matahari mulai menampakkan sinar di peraduannya. Ia melirik arloji yang melingkar ditangan kanannya. Tiga puluh menit lagi jam akan menunjukkan pukul delapan pagi. Yang artinya, dia sudah terlambat berapa menit?
Mampuss!!!
Seorang laki-laki berada dalam sebuah kamar bernuansa putih sedang menghadap kecermin besar, menyisir jambulnya kebelakang setelah diolesi pomade, "Mimpi lo enak banget apa ya? BURUAN BANGUN LO DEDEMIT!" ucapnya berteriak berusaha membangunkan temannya.
"LO TIDUR APA MATI SIH?!" tanyanya penuh nada putus asa. "Yang lain udah pada nunggu dibawah gilaaa!!"
Susah memang banguni babilonia satu ini!
Yang diajak bicara hanya menggeliatkan tubuhnya kekanan-kekiri. Lalu duduk diatas ranjang sambil mengucek mata dan beranjak bangkit, "Bising lo toa!" ucapnya.
Ada 5 orang yang sedang duduk diruang makan, dimana salah satu dari mereka ada Indy.
"Lama amat sih dua monyet itu! Udah telat nih." cercah laki-laki yang akrab disapa Ronald. "Ndy, coba lo cek gih cowok lo, mana tau kalau lo yang banguni langsung 'on' dianya."
"Anjirrrrr," ucap tiga laki-laki yang lain secara bersamaan.
"Ngomong itu jangan lupa di filter Ron." ujar laki-laki yang kerap dikenal dengan nama Kahfi. Dia adalah cowok yang paling waras diantara yang lainnya.
Lima belas menit sudah berlalu, mereka sudah selesai sarapan tinggal menunggu Awan dan Indra yang tak kunjung turun kebawah. Suasana hening hingga terdengar jeritan dari kamar atas yang membuat Chandra mengelus dadanya karena terkejut.
"KAPAN HIDUP GUE TENANG YA ALLAH.." keluh RIO.
"Eh toakkkk!! Lo ngapa jerit-jerit sarap?" Tanya Ronald sedikit emosi.
Awan yang dipanggil toa itu masih sibuk mengatur napasnya. "Lo... ba-kal gak per-caya dengan a-pa yang gu-gue bawaaaa," Ucapnya sambil terbata.
Dan pada detik selanjutnya, semua orang yang ada diruang makan melongo tak percaya dengan apa yang dilihat. Yaps, tidak lain dan tidak bukan adalah sebuah SEMPAK!!
"Udah gue duga ekspresi lo pada pasti kaya gini," akhirnya napas Awan mulai beraturan.
"Itu bener ukuran dia? Wowww so hot." ucap Kahfi dengan tatapan tak menyangka.
Ronald membulatkan matanya, "Gue gak nyangka barang Indra segagah itu."
Tak lama kemudian, Indra datang dengan pakaian yang sudah rapi. Saat jarak Indra deket dengan Awan, dia langsung menjitak kuat kepala Awan. "Setann, lo nyuri apa dikamar gue?"
"Lo pedofil Ndra? Sempak anak kecil mana yang lo ambil? Ada kelainan lo ya?"
"Anjing! Lo kalau gak tau gausah ngomong toa. Tuh sempak punya gue dulu, hadiah ulang tahun bengak," jabarnya.
"Kecik amat sempak lo njirrr. Sama adek gue yang umur 6 tahun juga gak bakal muat," ujar Awan lagi yang memancing emosi Indra.
"Mana gambarnya catwomen lagi," tawa Awan memenuhi ruangan diikuti dengan yang lainAIR
"Orang bego emang gini. Makanya lo sekolah jangan masuk keluar gerbang aja. Itu sempak waktu umur gue 2 tahun. Ya kali masih umur segitu punya gue udah gede."
Awan hanya cengar-cengir ditempat. Sedangkan yang lain mulai bersiap-siap untuk beranjak pergi, membiarkan Awan yang masih memandangi sempak tersebut dengan tatapan kagum bercampur geli, "Lucu kalau dijadiin koleksi hehe."
To be continue
****
Follow: Instagram/sweek/wattpad: Dhindasdrd